Foto Muhammad Ardiansah. |
PublikMedia.Id, Makassar - Muhammad Ardiansah adalah salah satu penulis muda yang berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel). Minatnya tentang dunia literasi dimulai ketika ia menempu pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Wajo. Hampir setiap harinya ia menghabiskan waktu untuk membaca buku dan berdiskusi.
Tidak hanya sampai di situ, terkadang juga ia harus mengorbankan makan siangnya hanya karena uang saku ditabung untuk membeli buku idaman.
"Hasrat membaca adalah tanda cinta jika ingin menjadi seorang penulis," kata Muhammad Ardiansah dengan nada yang tegas.
Muhammad Ardiansah telah menerbitkan dua buku sastra, yaitu "Manifestasi Sajak dalam Jarak" dan "Tabungan Hati". Tidak ingin berhenti berkarya, saat ini dia masih menggarap tujuh buku, yang terdiri dari karya sastra, filsafat dan politik. Selain menjalani aktivitas sebagai penulis, ia juga harus menghabiskan waktu berbulan-bulan di daerah tertentu untuk mendapatkan inspirasi dan ide tulisan.
"Tidak sedikit biaya yang harus saya keluarkan karena saya harus melakukan perjalanan, semisal mengunjungi suatu daerah tertentu, dan mempelajari setiap inci warisan budaya dan keindahan daerah tersebut," ucapnya.
Selain itu ia juga harus bertemu dengan beberapa narasumber yang ahli dalam bidangnya masing-masing untuk bertukar ide dan gagasan.
Dia juga sangat berharap agar Indonesia, negara tercinta bisa melahirkan banyak penulis muda karena dengan kecintaan kepada dunia literasi maka dapat membentengi generasi muda dari penyebaran hoax, ujaran kebencian dan propaganda.
"Menulis dan membaca adalah suatu aktivitas akal, yang dapat menguatkan analisa, sehingga membikin seseorang untuk tidak gampang menelan mentah-mentah suatu informasi atau berita, dan tidak labil dalam mencari suatu kebenaran," tambahnya. (*)