publikmedia.id; Wajo-Debat penegakan hukum pemilu digelar oleh Bawaslu RI dengan tema "Keadilan Pemilu dan Pemilihan Serentak Tahun 2024.
Kegiatan kompetisi debat ini melibatkan seluruh perguruan tinggi se-Indonesia dengan sistem seleksi.
Tertanggal 31 Februari 2021, jumlah peserta yang mendaftar berjumlah 94 dari berbagai perguruan tinggi yang akan di seleksi hingga 32 peserta yang akan dinyatakan lolos tahap eliminasi dan berhak mengikuti kompetisi debat penegakan hukum pemilu di Jakarta.
Kegiatan ini dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut :
1. Tahapan Eliminasi.
2. Tahapan Nasional.
Dengan hadiah pemenang :
Juara I : Trofi Bawaslu, Sertifikat Penghargaan, uang pembinaan Rp. 25.000.000,-.
Juara II : Trofi Bawaslu, Sertifikat Penghargaan, uang pembinaan Rp.20.000.000,-.
Juara III : Trofi Bawaslu, Sertifikat Penghargaan, uang pembinaan Rp. 15.000.000,-.
Juara IV : Trofi Bawaslu, Sertifikat Penghargaan, uang pembinaan Rp.10.000.000,-.
Juara V : Trofi Bawaslu, Sertifikat Penghargaan, uang pembinaan Rp.5.000.000,-.
Sertifikat Penghargaan Bagi Seluruh Tim.
Dalam pendaftaran kegiatan debat tersebut, peserta diwajibkan untuk mengirim artikel ilmiah dan video presentasi berdasarkan topik yang telah ditentukan oleh Bawaslu.
STIH Lamaddukelleng Menyambut kegiatan debat tersebut, dengan mendelgasikan tiga orang Mahasiswa guna mengikuti perlombaan tersebut, masing-masing mahasiswa yang di delegasikan adalah Mahasiswa yang tergabung dalam salah satu organisasi kemahasiswaan STIH Lamaddukelleng yakni Lembaga Peradilan Semu-Nusantara (LPS-NU) yang dibentuk tertanggal 1 November 2021. Adapun nama mahasiswa yang didelegasikan yaitu Saiful Asbar selaku dewan pendiri LPS-NU, Achmad Dirgantara selaku ketua, dan Nurul Huda selaku sekretaris.
Video presentasi telah teruplaod di YouTube merupakan pembahasan artikel ilmiah delegasi peserta STIH Lamaddukelleng sebagaimana dalam link dibawah ini.
https://youtu.be/gxyySj8jkQchttps://youtu.be/gxyySj8jkQc
STIH Lamaddukelleng merupakan salah satu perguruan tinggi yang berkedudukan di daerah kabupaten/kota Sengkang. Meskipun demikian, STIH Lamaddukelleng secara nyata telah terbukti mencetak kader-kader intelektual yang berdaya saing dan patut untuk dipertimbangkan.
Meski berasal dari daerah, mahasiswa delegasi STIH Lamaddukelleng tetap optimis untuk memberikan yang terbaik dalam mengikuti kompetisi tersebut. Sebagaimana ungkap Saiful Sabar bahwa kompetisi ini merupakan momentum yang tepat untuk memberdayakan anggota LPS-NU sebagai bukti bahwa LPS-NU dibentuk guna menciptakan mahasiswa terdidik yang mampu bersaing dengan perguruan tinggi ternama yang ada di Indonesia.
Tentu harapan itu merupakan juga adalah harapan dari Dosen STIH Lamaddukelleng, keikutsertaan dari anggota LPS-NU merupakan amanat sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua STIH Lamaddukelleng, Bapak Ismail Ali,S.H,.M.H., pada saat Pelantikan anggota LPS-NU pada tanggal 20 Desember 2021 lalu.
(MD)